Langsung ke konten utama

Israel: Kawan atau Lawan?

Jika anda seorang muslim yang rajin menonton ceramah agama dari para ustadz akhir zaman seperti Ustad Zulkifli dan terutama Ustad Rahmat Baequni, tentu anda pernah mendengar bahwa ustad tsb menanamkan di dalam benak pendengarnya bahwa orang Yahudi adalah musuh Islam, Dajjal adalah sang Mesias yang ditunggu-tunggu oleh orang Yahudi, dan bangsa Yahudi akan hancur pada tahun 2022 Masehi atau 1443 Hijriah. Asumsi dan ramalan tersebut, terutama yang berasal dari Ustad Rahmat Baequni, menurut saya terlalu berani. Masalahnya adalah apa yang diasumsikan oleh Rahmat Baequni tidak sesuai dengan apa yang diinstruksikan di dalam Al Quran.

Di dalam Al Quran, Allah mewajibkan seluruh mukmin untuk beriman kepada kitab-kitab sebelum Al Quran, seperti Taurat, Injil, dan Kitab Nabi-nabi. Nah, jika anda membaca Alkitab, maka banyak sekali nubuat dalam Kitab Para Nabi yang belum digenapi, misalnya nubuat dalam Yesaya 2 dan juga Mikha 4, serta Yesaya 11. Dan saya tidak yakin bahwa semua nubuatan tsb akan digenapi seluruhnya di tahun 2020~2022.

Banyak nubuat dalam Kitab Para Nabi tentang kedatangan sang Mesias yang kehadirannya sudah ditunggu-tunggu sejak ribuan tahun yang lalu. Masalahnya adalah Alkitab menggambarkan bahwa sosok Mesias tsb adalah tokoh protagonis. Namun ternyata Rahmat Baequni mengasumsikan bahwa Mesias yang ditunggu-tunggu tsb yang kemunculannya sudah dituliskan di dalam Alkitab ratusan tahun sebelum Nabi Muhammad diutus menjadi Nabi, dianggap sama dengan tokoh Dajjal bermata satu yang jelas-jelas merupakan tokoh antagonis. Ini artinya bahwa Rahmat Baequni ingkar kepada Kitab Para Nabi, atau RB pura-pura tidak tahu bahwa Mesias yang digambarkan dalam Alkitab adalah sosok protagonis. Jika ternyata seandainya apa yang dinubuatkan oleh Alkitab tsb benar-benar terjadi, bahwa sang Mesias benar-benar datang, namun celakanya sebagian kaum muslim mengingkarinya karena menganggap Mesias tsb adalah mesias palsu, maka kedudukan si muslim yang ingkar tsb tidak lebih baik daripada orang-orang Yahudi yang menolak kenabian Nabi Isa Almasih atau Ahli Kitab yang mengingkari kenabian Muhammad. Bukan hanya itu, bahkan menolak sang Mesias ketika Mesias tsb datang, sama halnya dengan menolak kebenaran dari Tuhan, dan sama halnya dengan menolak beriman kepada kitab-kitab suci sebelum Al Quran. Nau'udzu billah min dzalik.

Mungkin anda menganggap bahwa semua kitab suci sebelum Al Quran telah diubah isinya oleh orang-orang Yahudi. Yakin? Apa buktinya?
Bukti yang pasti adalah bahwa dalam temuan pada Laut Mati didapatkan naskah Kitab Yesaya yang utuh yang isinya 99,9% sama dengan naskah kitab Yesaya yang bisa temukan pada Alkitab yang beredar saat ini. Diduga kuat bahwa Kitab Yesaya versi Dead Sea Scrolls tersebut ditulis sekitar abad pertama sebelum Masehi. Ini artinya Kitab Yesaya versi DSS sudah ada sebelum Yesus lahir ke dunia. Terlalu riskan rasanya jika kita umat muslim meragukan kitab yang sudah established bahkan sebelum Nabi Isa lahir. Jadi, rasanya sungguh terlalu berani jika kita menyamakan Mesias yang disebut-sebut dalam kitab yang sudah ada sebelum Nabi Muhammad lahir dengan Dajjal.

Nampaknya para ustad tsb lupa bahwa Dajjal itu tidak muncul di Israel/Palestina/Syam, melainkan muncul dari Khurasan (Iran/Kazakhstan/Afganistan). Dan orang-orang Yahudi di akhir zaman yang akan diperangi oleh kaum mukmin adalah orang-orang Yahudi yang berasal dari Isfahan yang berada di Iran sana, bukan orang-orang Yahudi yang ada di Israel.

Poin yang ingin saya sampaikan adalah bahwa pilihan kembali ke tangan anda, apakah anda lebih percaya kepada nubuat dalam Alkitab yang ditulis ratusan tahun sebelum Nabi Muhammad lahir, atau lebih percaya kepada ramalan dari Rahmat Baequni.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Believe in the Scripture Before the Quran

In the Holy Koran, there is a particular verse that command the believers to believe in the Book before the Quran. " O you who believe, believe in Allah and His Messenger, and the Book which He sent down upon His Messenger, and the Book which He sent down earlier . And whoever disbelieves in Allah, and His Angels, and His Books, and His Messengers, and the Last Day, then he has certainly gone far astray ." (the Quran 4:136) “The Book which He sent down earlier ” or “the Scripture which He sent down before” is in singular form, which means that there is “only” one Book that every believer has to believe in other than the Quran. But which one? There are many books that had been sent down before Muhammad. The Torah, Psalms, and the Gospel, to name a few; not to mention the books that were given to the Prophets like Isaiah, Jeremiah, Ezekiel, Jonah, etc. To identify which book that the Quran talked about in the verse above, we have to look in some other verses: 1. “And befor...

Beriman kepada Kitab Sebelum Al Quran

Di dalam Al Quran terdapat sebuah ayat yang secara spesifik memerintahkan orang-orang beriman untuk beriman kepada kitab sebelum Al Quran. Ayat tersebut adalah sebagai berikut: “Hai orang-orang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan sebelumnya . Barangsiapa yang kadir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya ia telah sesat sejauh-jauhnya” (QS 4:136) Kebanyakan muslim kurang memperhatikan ayat ini. Bagi kebanyakan muslim, beriman kepada kitab sebelum Al Quran berarti percaya bahwa dahulu Allah pernah menurunkan kitab Taurat, Injil, Zabur, dll kepada nabi-nabi terdahulu, namun sekarang kitab-kitab tersebut sudah tidak ada lagi. Adapun kitab suci umat Kristiani dan umat Yahudi yang ada pada saat ini sudah tidak murni lagi karena ia sudah diubah dan diedit, dan oleh karenanya kita umat muslim tidak perlu beriman ...

Quran Only versus Quran Plus Plus

Mainstream muslim sejak dulu percaya bahwa umat harus berpegang tidak hanya kepada Al Quran yang diturunkan langsung kepada Nabi Muhammad melalui Malaikat Jibril, namun juga kepada Sunnah Rasulullah, dimana sunnah-sunnah Nabi tersebut dapat ditemukan di dalam kitab-kitab hadits (Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, An Nasa'i, Ibnu Majah, Imam Ahmad, dll) Namun, di akhir abad yang lalu (abad 20) terdapat suatu faham yang hanya mau beriman kepada Al Quran saja, dan mereka mengingkari sunnah Rasul yang terdapat di dalam kitab-kitab hadits. Mereka berargumen dari ayat Al Quran sendiri yang antara lain bahwa Al Quran itu adalah kitab yang jelas, kitab yang terperinci, dll sehingga Al Quran tidak membutuhkan kitab hadits atau kitab lainnya untuk menginterpretasikannya atau menafsirkannya. Salah satu pelopor dari faham "Quran Only" ini adalah Rashad Khalifa yang terkenal dengan penemuannya mengenai fenomena angka 19 di dalam Al Quran. Beberapa belas tahun yang lalu, penulis...