Di dalam Al Quran terdapat sebuah ayat yang secara spesifik
memerintahkan orang-orang beriman untuk beriman kepada kitab sebelum Al Quran.
Ayat tersebut adalah sebagai berikut:
“Hai orang-orang beriman, tetaplah
beriman kepada Allah dan rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada
rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah
turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kadir kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian,
maka sesungguhnya ia telah sesat sejauh-jauhnya” (QS 4:136)
Kebanyakan muslim kurang memperhatikan ayat ini. Bagi
kebanyakan muslim, beriman kepada kitab sebelum Al Quran berarti percaya bahwa
dahulu Allah pernah menurunkan kitab Taurat, Injil, Zabur, dll kepada nabi-nabi
terdahulu, namun sekarang kitab-kitab tersebut sudah tidak ada lagi. Adapun
kitab suci umat Kristiani dan umat Yahudi yang ada pada saat ini sudah tidak
murni lagi karena ia sudah diubah dan diedit, dan oleh karenanya kita umat muslim
tidak perlu beriman kepada kitab mereka yang ada sekarang ini.
Saya pribadi tidak sepenuhnya setuju dengan pendapat ini.
Menurut saya, walaupun benar bahwa Alkitab yang ada sekarang ini sudah
mengalami perubahan, namun jejak-jejak dari kitab terdahulu masih bisa kita dapatkan
di dalam Alkitab. Bagi saya, agak aneh rasanya jika Allah memerintahkan orang-orang
beriman untuk beriman kepada sesuatu yang sudah tidak relevan lagi. Oleh karena
itu saya percaya bahwa kitab yang Allah turunkan sebelum Al Quran yang dimaksud
di dalam ayat di atas masih bisa ditelusuri jejak-jejaknya di dalam Alkitab
yang ada sekarang, bahkan bisa dibaca dengan bacaan yang sebenarnya sebagaimana
diindikasikan di dalam surah Al Baqarah ayat 121 sebagai berikut:
“Orang-orang yang
telah Kami berikan Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan sebenarnya,
mereka itulah yang beriman kepadanya ….” (QS 2:121)
Sekarang pertanyaannya adalah apakah yang dimaksud dengan
kitab sebelum Al Quran pada ayat di atas? Apakah ia adalah Alkitab (The Bible)? Apakah ia Kitab Taurat?
Apakah ia Kitab Injil? Ataukah ia Kitab Musa?
Perlu diperhatikan bahwa kata “kitab yang Dia turunkan sebelum
Al Quran” pada ayat di atas menggunakan bentuk tunggal (singular), sehingga ia merupakan sebuah kitab, atau mungkin juga suatu
kesatuan kitab seperti Alkitab. Yang jelas, ia bukanlah dua atau tiga kitab
yang berbeda seperti Taurat dan Injil; atau Taurat, Injil, dan Zabur. Untuk
membahas persoalan ini, ada baiknya kita mengetahui perbedaan antara Alkitab (The Bible), Kitab Taurat (Pentateuch), dan Kitab Musa.
Alkitab (The Bible)
Yang saya maksud dengan Alkitab di sini adalah kitab
suci-nya umat Kristiani yang terdiri dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
Alkitab ini pada umumnya terdiri dari 66 kitab, yaitu 39 kitab Perjanjian Lama
ditambah dengan 27 kitab Perjanjian Baru.
Ketika menerjemahkan QS 4:136, Muhammad Sarwar yang
merupakan seorang ulama yang beraliran
syiah menerjemahkannya sebagai berikut:
“Believers, have faith
in God and His Messenger, the Book which is revealed to him and the Bible which has been revealed
before” (QS 4:136)
Saya pribadi merasa kurang puas dengan terjemahan ini karena
saya merasa ada yang kurang pas jika Allah memerintahkan kita orang-orang beriman untuk
beriman kepada sesuatu yang mengandung banyak kontradiksi dengan Al Quran,
bahkan ia memiliki banyak kontradiksi di dalam dirinya sendiri. Sebagaimana
kita ketahui bersama bahwa Alkitab ini telah mengalami berbagai pengubahan dan
editan, dan banyak kontradiksi yang terdapat di dalam Alkitab itu sendiri.
Dengan demikian, kemungkinan besar yang dimaksud dengan kitab sebelum Quran di
dalam ayat di atas bukanlah Alkitab.
Kitab Taurat (Pentateuch)
Yang dinamakan kitab Taurat adalah lima kitab pertama yang
terdapat di dalam Alkitab, yaitu Kitab Kejadian (Genesis), Kitab Keluaran (Exodus),
Kitab Imamat (Leviticus), Kitab
Bilangan (Numbers), dan Kitab Ulangan
(Deuteronomy).
Banyak sarjana Alkitab (biblical
scholars) saat ini yang menyatakan bahwa kitab Taurat ini bukan ditulis
oleh Nabi Musa, melainkan oleh setidaknya empat orang yang berbeda, yang
masing-masing disebut dengan J, E, P, dan D. Teori JEDP ini dikenal sebagai Documentary Hypothesis. Menurut para
sarjana tersebut, Kitab Taurat mencapai formatnya seperti yang kita kenal sekarang
ini pada sekitar abad ke-5 Masehi sebelum masehi, yaitu pada masa Ezra yang
diduga kuat berperan sebagai redaktor (R) yang memegang peranan penting dalam
menyusun susunan Kitab Taurat seperti yang ada sekarang ini.
Karena kitab Taurat ini ditulis oleh empat orang yang
berbeda, maka tidak heran jika di dalam kitab Taurat ini kita akan menemukan
banyak kontradiksi di dalamnya, belum lagi pengulangan-pengulangan kisah yang
dikenal sebagai Doublets. Oleh karena
itu, kecil kemungkinan rasanya bahwa yang dimaksud dengan “kitab sebelum Quran”
di dalam ayat di atas adalah kitab Taurat yang ditulis oleh J, E, D, dan P ini.
Kitab Musa
Banyak muslim yang menyangka bahwa kitab Taurat itu diturunkan
kepada Nabi Musa, dan kitab yang diturunkan kepada Nabi Musa disebut dengan
Kitab Taurat. Padahal, tidak ada satu pun ayat di dalam Al Quran yang
menyatakan bahwa kitab Taurat itu diturunkan kepada Nabi Musa. Al Quran hanya
menyebutkan bahwa Allah menurunkan (sebuah) kitab kepada Nabi Musa, namun ia
tidak pernah menyatakan bahwa kitab tersebut bernama Taurat.
Ada beberapa alasan untuk mempercayai bahwa yang dimaksud
dengan kitab yang diturunkan Allah sebelum Quran pada QS 4:136 ini adalah Kitab
Musa tersebut. (Ingat, Kitab Musa bukan Kitab Taurat, namun ia hanyalah bagian
kecil dari Kitab Taurat).
Dalil Qath’i
Dalil Qath’i di
sini maksudnya dalil yang jelas menyatakan bahwa yang dimaksud dengan “kitab
sebelum Quran” tsb adalah Kitab Musa.
a.
QS 46:12
“Dan sebelum
Al Quran itu telah ada Kitab Musa sebagai petunjuk dan rahmat. Dan (Al Quran)
ini adalah kitab yang membenarkannya dalam bahasa Arab ….”
b.
QS 46:30
Mereka
(para jin) berkata: “Hai kaum kami, sesungguhnya kami telah mendengarkan kitab
(Al Quran) yang telah diturunkan sesudah Musa yang membenarkan apa yang
[diturunkan] sebelumnya lagi memimpin kepada kebenaran dan kepada jalan yang
lurus”
c.
QS 11:17
“… dan
sebelum Al Quran itu telah ada Kitab Musa yang menjadi pedoman dan rahmat”
d.
QS 28:48-49
Maka
tatkala datang kepada mereka kebenaran dari sisi Kami, mereka berkata, “Mengapa
tidak diberikan kepadanya (Muhammad) seperti yang telah diberikan kepada Musa
dahulu?” Dan bukankah mereka itu telah ingkar (juga) kepada apa yang diberikan
kepada Musa dahulu? Mereka berkata, “Dua sihir yang bantu-membantu.” Dan mereka
(juga) berkata, “Sesungguhnya kami tidak mempercayai masing-masing mereka itu.”
Katakanlah,
“Datangkanlah olehmu sebuah kitab dari sisi Allah yang lebih dapat memberi
petunjuk daripada keduanya (Kitab Musa dan Al Quran), niscaya aku mengikutinya,
jika kamu sungguh-sungguh orang-orang yang benar.”
e.
QS 32:23
Dan
sesungguhnya telah Kami berikan kepada Musa suatu Kitab, maka janganlah kamu
(Muhammad) ragu-ragu menerimanya, dan Kami jadikan kitab itu petunjuk bagi bani
Israil.
Dalil zhanni
Dalil zhanni maksudnya
adalah dalil yang masih sebatas dugaan, atau argumen yang masih bisa
diperdebatkan, bahwa yang dimaksud dengan kitab yang Allah turunkan sebelum
Quran tersebut adalah Kitab Musa.
a.
QS 2:2
Kitab itu tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertakwa.
“Kitab itu” di dalam ayat di atas sering
diterjemahkan sebagai “kitab ini” (yaitu Al Quran), padahal secara harfiah,
“kitab itu” bukanlah “kitab ini” (Al Quran), melainkan ia seolah-oleh menunjuk
kepada suatu kitab yang ada selain Al Quran.
Dalam tafsir At-Tabari terdapat pendapat
seorang ulama terdahulu (Mawardi?) yang menyatakan bahwa yang dimaksud dengan
“Kitab itu” dalam ayat Al Baqarah di atas adalah kitab Taurat. Namun, seperti
yang saya tulis sebelumnya bahwa banyak muslim yang tidak bisa membedakan
antara Kitab Taurat dan Kitab Musa. Jadi, kemungkinan besar yang dimaksud dengan
“Kitab itu” di dalam ayat di atas adalah “kitab Musa”. Bukan Taurat, dan bukan
juga Al Quran.
b.
QS 10:37
Tidaklah
mungkin Al Quran ini dibuat oleh selain Allah, akan tetapi ia membenarkan kitab
yang sebelumnya dan menjelaskan kitab yang tidak ada keraguan di dalamnya, dari
Tuhan semesta alam.
Ayat ini seolah-oleh menjelaskan bahwa yang
dimaksud dengan “kitab itu” di dalam ayat Al Baqarah di atas adalah kitab
sebelum Quran, karena ayat tsb menggunakan frase yang sama dengan ayat Al
Baqarah di atas, yaitu “tidak ada keraguan padanya”
c.
QS 6:91-92
Katakanlah,
“Siapakah yang menurunkan kitab yang dibawa oleh Musa sebagai cahaya dan
petunjuk bagi manusia, kamu jadikan kitab itu lembaran-lembaran kertas yang
bercerai berai …”
Dan
(Al Quran) ini adalah kitab yang telah Kami turunkan yang diberkahi,
membenarkan kitab sebelumnya …
Berhubung pada ayat 91 telah disebut-sebut
Kitab Musa, maka cukup beralasan jika kita menyimpulkan bahwa frase “kitab
sebelumnya” pada ayat 92 mengacu kepada Kitab Musa tersebut.
Kemudian pertanyaan selanjutnya adalah apakah yang dimaksud
dengan Kitab Musa itu? Dan apakah Kitab Musa itu masih bisa ditemukan di dalam
Alkitab yang sekarang ini? Jawaban singkat saya adalah Kitab Musa itu adalah
bagian kecil yang terdapat di dalam Taurat, khususnya yang merupakan bagian
dari Kitab Keluaran (Exodus) Pasal 20
s.d. Pasal 23.
Saya percaya bahwa apa yang tertulis di dalam Kitab Musa adalah sama dengan apa yang tertulis di dalam loh-loh batu (alwah) yang diberikan oleh Allah kepada
Nabi Musa. Dalilnya terdapat di dalam QS 6:154 yang harus dibandingkan dengan
QS 7:145 dan 7:154.
QS 6:154:
Kemudian Kami telah
memberikan Kitab kepada Musa untuk menyempurnakan (nikmat) kepada orang yang
berbuat kebaikan, dan untuk
menjelaskan segala sesuatu (wa tafsilal likulli syai’i) dan sebagai petunjuk dan rahmat (hudaw wa rahmah) agar mereka
mengimani bahwa mereka akan menemui Tuhan mereka.
QS 7:145:
Dan Kami telah tuliskan untuk Musa
pada loh-loh, segala sesuatu sebagai pelajaran dan penjelasan bagi segala sesuatu (wa tafsilal likulli syai’i) … Berpegang teguhlah kepadanya dan suruhlah kaummu
berpegang kepadanya dengan sebaik-baiknya.
QS 7:154:
Sesudah amarah Musa menjadi reda, lalu
diambilnya kembali loh-loh itu, dan di dalam tulisannya terdapat petunjuk dan rahmat (hudaw wa rahmah) untuk orang-orang yang takut kepada Tuhannya.
Ayat QS 6:154
menggunakan frase yang sama persis seperti yang digunakan di dalam QS 7:145 dan
7:154, yaitu fungsi dari Kitab Musa sebagai penjelas bagi segala sesuatu serta petunjuk dan rahmat (wa tafsilal
likulli syai’i wa hudaw wa rahmah). Walaupun di dalam QS 6:154 kata yang digunakan adalah “Kitab”, sedangkan
di dalam QS 7:145 dan 154 kata yang digunakan adalah “loh-loh” (alwah), bukan tidak mungkin bahwa apa
yang tertulis di dalam loh-loh batu tersebut kemudian disalin ulang ke dalam
sebuah kitab dan ia berubah menjadi “Kitab Musa”.
Kemudian
perlu diperhatikan juga bahwa di dalam surah Al Baqarah maupun di dalam surah Al
A’raaf dinyatakan bahwa Allah memberikan Kitab (atau loh-loh) kepada Musa
sebelum umat Israil membuat patung berupa anak lembu. Di dalam Alkitab, kisah
pembuatan anak lembu emas tersebut terdapat di dalam Kitab Keluaran (Exodus) Pasal 32. Oleh karena itu cukup
beralasan rasanya untuk menduga bahwa Kitab Musa tersebut kemungkinan besar
terdapat di dalam Kitab Keluaran sebelum Pasal 32.
Sebelumnya
saya sudah menyinggung bahwa menurut banyak sarjana Alkitab (biblical scholars) pendukung Documentary Hypothesis, Kitab Taurat ini
ditulis oleh empat orang yang berbeda, yaitu masing-masing berinitial J, E, D,
dan P. Namun ternyata tidak semua bagian dari kitab Taurat ini ditulis langsung
oleh J, E, D, atau P; karena ada bagian-bagian tertentu yang tidak diketahui
siapa penulisnya. Saya mencatat setidaknya ada tiga bagian di dalam kitab
Taurat yang tidak diketahui siapa penulisnya. Ketiga bagian tersebut adalah
Sepuluh Perintah Tuhan (the Ten Commandments)
yang terdapat di dalam Kitab Keluaran pasal 20, Kitab Perjanjian (the Covenant Code) yang terdapat di
dalam Kitab Keluaran pasal 21 s.d. pasal 23, serta the Holiness Code yang terdapat di dalam Kitab Imamat. Konon,
ketiga bagian ini berasal dari naskah kuno yang telah ada sebelum era J,E, D,
dan P, yang kemudian dimasukkan ke dalam kanon Taurat oleh penulis-penulis
Taurat. Bukan tidak mungkin bahwa naskah tersebut memang bersumber dari Nabi
Musa langsung.
Di dalam buku
The
Bible with Sources Revealed, Richard Eliott Friedman, ketika
mengomentari Sepuluh Perintah (the Ten
Commandments) yang terdapat dalam Kitab Keluaran 20 menuliskan, “The text of the
Ten Commandments here does not appear to belong to any of the major sources. It
is likely to be an independent document, which was inserted here by the
Redactor.” (p. 153)
Teks dari
Sepuluh Perintah pada bagian ini nampaknya tidak berasal dari sumber-sumber
yang ada (J,E,D, atau P). Sepertinya ia merupakan dokumen tersendiri yang
kemudian dimasukkan ke dalam teks di sini oleh Redaktor (R). (halaman 153)
Kemudian
ketika mengomentari the Covenant Code,
Mr Friedman menuliskan, “Exod 21:1 – 23:19 is a law code known as the Covenant
Code. It was originally a separate, independent document, but it was used by
the author of E as part of the E work.” (p. 154)
Kitab
Keluaran 21: 1 – 23:19 adalah kode hukum yang dikenal sebagai Kitab Perjanjian.
Pada awalnya ia merupakan bagian tersendiri dan merupakan sebuah naskah yang
independen, namun kemudian ia digunakan oleh penulis E sebagai bagian dari
tulisan E. (halaman 154)
Oleh karena
itu, cukup masuk akal rasanya jika kita mengasumsikan bahwa Sepuluh Perintah
dan the Covenant Code itulah (kitab)
yang diturunkan Allah kepada Nabi Musa.
Mengimani Kitab Musa
Bagaimana
cara kita untuk mengimani Kitab sebelum Quran, yaitu Kitab Musa tersebut?
Menurut saya,
adalah dengan cara mempercayainya dan tidak melecehkannya, serta berprasangka
baik kepadanya bahwa Kitab Musa yang kemudian diabadikan di dalam Alkitab,
yaitu bagian-bagian yang memuat the Ten
Commandments dan the Covenant Code
tersebut, adalah benar berasal dari Tuhan, dan bagian-bagian tersebut pun
terjaga sampai sekarang. Lebih lanjut lagi, barangkali kita dapat membacanya
dengan bacaan sebenarnya untuk mengejawantahkan keimanan kitab terhadap kitab
yang Allah turunkan sebelum Al Quran, sebagaimana diisyaratkan di dalam surah
Al Baqarah ayat 121:
“Orang-orang yang telah Kami berikan Alkitab kepadanya,
mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itulah yang beriman
kepadanya.”
Komentar
Posting Komentar