Langsung ke konten utama

Believe in the Gospel ... But Which Gospel?

A moslem should believe in all Scriptures that Allah has sent down to us. We should believe not only in the Quran alone, but we also have to believe in every Scripture before the Quran, including the Torah, the Psalms, Nevi'im (the Prophets), and the Gospel.

After reading the Synoptic Gospels for so many times, I feel that the Gospel(s) have a special place in my heart. In a way, kitab Injil bisa saya katakan lebih spesial ketimbang kitab Taurat, misalnya, atau kitab Mazmur dan kitab Nabi-nabi. Apa yang membuat kitab Injil ini sangat spesial, bahkan lebih spesial ketimbang kitab Taurat (dalam hal tertentu).

1. The Torah was sent down to the children of Israel only, as stated in several verses of the Quran (and also in the Torah itself). On the contrary, that is not the case for the Gospel. As far as I know there is not a single verse in the Quran that states that the Gospel is sent down to the Jews only. Misalnya saja di dalam QS Al Maaidah ayat 47 disebutkan tentang Ahli Injil (People of the Gospel) atau pengikut Injil, bukan bani Israel. Ini berarti Kitab Injil sepertinya diturunkan bukan hanya untuk bani Israel saja. Walaupun Nabi Isa diutus hanya untuk bani Israel, namun sepertinya tidak demikian halnya dengan kitab Injil. Apalagi terindikasi bahwa kitab Injil (yang asli?) tidak ditulis dalam bahasa Ibrani melainkan dalam bahasa Yunani yang merupakan lingua franca pada masa dahulu (beberapa abad SM hingga beberapa abad setelah Masehi). Konon katanya Injil berasal dari kata euaggelion dari bahasa Yunani. Jadi, untuk apa kitab Injil ditulis dalam bahasa non-Ibrani kalau ia hanya ditujukan untuk bangsa Yahudi? Sementara, beberapa ayat Injil sendiri menyatakan bahwa Injil itu harus diberitakan atau dikabarkan kepada semua bangsa/seluruh dunia (ref Mat 24:14, Mark 13:10, 14:9, 16:15, dan Kis 15:7). Bahkan terdapat indikasi bahwa kitab Injil akan diterima oleh semua bangsa kecuali oleh bangsa Israel itu sendiri (ref Luk 14:23-24 (bd bahwa Al Quran adalah jamuan Allah), Mat 8:11-12, Luk 13:28-30, cf Injil Thomas 109).

2. Jika di dalam kitab Taurat terdapat banyak peraturan dan hukum, yang sebagiannya agak sulit dimengerti, seperti misalnya jangan memasak anak kambing dalam susu induknya, jangan memakai pakaian dari dua jenis bahan (kulit dan lenan), jangan memakan seafood, jangan menyalakan api pada hari Sabtu, dlsb, maka ajaran di dalam Injil lebih mudah untuk dimengerti dan lebih mudah untuk diamalkan. Atau dalam bahasa lain, ambil contoh Sepuluh Perintah di dalam Taurat. Kalau kita membaca Sepuluh Perintah yang ada di dalam Taurat tanpa membaca penjelasan lebih lanjut dari Ahli Taurat (seperti para rabbi), mungkin sebagian besar dari kita merasa aman dan baik-baik saja karena kita merasa bahwa kita tidak pernah melakukan dosa-dosa besar yang disebutkan di dalam Sepuluh Perintah tsb. Namun tidak demikian halnya ketika kita membaca Injil. Saya pribadi merasa bahwa ketika saya membaca Injil ternyata cukup banyak perintah/ajaran Injil yang selama ini saya (dan sebagian muslim lainnya) abaikan. Contohnya larangan untuk jangan menghakimi. Atau larangan untuk hidup mewah (kaya raya, makan enak sampai kenyang, bermewah-mewah dan bersuka ria, dlsb).

3. Ketika saya membaca Al Quran berdasarkan urutan turunnya surat/ayat (Iqra, Al Mudatsir, Al Muzzammil, Al Qalam, dlsb), maka kitab pertama yang terlintas dalam pikiran saya adalah kitab Injil. Ini khususnya ketika saya membaca surat-surat pendek seperti At Takatsur, Al Humazah, Al Lahab, Al Fajr, Al Aadiyat, dan masih banyak lagi, yang mencela orang-orang kaya yang menumpuk harta dan mencintai harta secara berlebihan. Hal ini mengingatkan saya kepada ajaran Injil, bukan Taurat.

4. Kitab Injil adalah kitab terakhir yang diturunkan sebelum Quran. Dalam QS 5:46 ada tertulis bahwa Injil itu sebagai huda dan pengajaran bagi orang bertakwa (lil muttaqiin). Hal ini mengingatkan saya pada QS 2:2, seolah-olah kitab Injil-lah yang dimaksud sebagai "Kitab itu" pada ayat Al Baqarah tsb. (Referensi lain QS Saba 31-35 cf Shad 7).

5. Dalam tafsir Qurthubi pada surat Al Imran ayat 3, diriwayatkan sebuah riwayat yang menarik sebagai berikut:  "... sebagaimana yang diriwayatkan dalam kisah permohonan Nabi MusaAS, beliau berkata, "YaTuhan-ku, aku melihat suatu kaum di lauh yang hafal isi kitab Injil di dada mereka. Jadikanlah mereka itu umatku ya Allah-" Lalu Allah menjawab, " Itu adalah umat Muhammad SAW "

Apakah ini berarti bahwa umat Nabi Muhammad kelak di akhir zaman akan menghafal Injil?

6. Dalam sebuah hadits, terdapat kalimat syahadat yang menarik, karena terdapat 3 kalimat syahadat (bukan hanya 1 atau 2). Ketiga kalimat syahadat tsb adalah bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah, bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah, dan bersaksi bahwa Isa bin Maryam adalah utusan Allah, Kalimat-Nya dan Ruh dari-Nya yang ditiupkan ke dalam rahim Maryam. Bersaksi bahwa Nabi Isa adalah Rasulullah semestinya diimbangi dengan beriman kepada Injil.

7. Sebagian besar muslim percaya bahwa Nabi Isa akan datang kembali di akhir zaman (second coming of Christ). Maka wajar jika kita mem-familiar-kan diri kita dengan kitab Injil agar kita bisa "nyambung" dengan beliau ketika beliau benar-benar datang.

Namun pertanyaannya adalah kitab Injil mana yang dimaksud? Pada satu titik ekstrim, seorang Kristen tentu akan menyatakan bahwa kitab Injil itu ada 4, itulah kitab Injil yang asli, yaitu 4 kitab yang ada di dalam Perjanjian Baru. Pada titik ekstrim yang lain, seorang muslim orthodox tentu akan menolak mentah-mentah keyakinan ini karena seorang muslim orthodox akan menyatakan bahwa kitab Injil yang asli sudah hilang atau raib, sedangkan kitab Injil Perjanjian Baru yang ada saat ini adalah kitab yang sudah diedit sehingga tidak dapat diyakini kebenarannya.

Saya pribadi punya pendapat berbeda, yang kira-kira ada di antara dua titik ekstrim tersebut. Di satu sisi saya percaya bahwa keempat kitab Injil yang ada di dalam Perjanjian Baru tidak semuanya benar (terutama Injil Yohanes). Namun pada sisi lain saya juga percaya bahwa jejak-jejak Injil yang asli masih dapat ditemukan pada Injil yang beredar saat ini, walaupun tidak pada semua kitab Injil yang ada. Jadi, kitab Injil manakah yang saya maksud?

Secara teoretis, kitab Injil yang mirip seperti ekspektasi seorang muslim orthodox yang percaya bahwa kitab Injil yang asli itu sudah hilang, maka kandidat yang paling tepat adalah apa yang disebut oleh para sarjana (scholars) sebagai Injil Q (Quelle). Injil Q inilah yang digunakan oleh Matius dan Lukas sebagai sumber dari kitab Injil yang mereka tulis. Namun, Injil Q ini hanya sekedar hipotesa, karena Injil Q ini tidak pernah ditemukan salinannya.

Kandidat lain yang juga masuk akal adalah Injil Ibrani, yaitu Injil yang kurang lebih serupa (tapi tak sama) dengan Injil Matius, namun ia ditulis dalam bahasa Ibrani. Injil inipun juga tidak dapat ditemukan salinannya hingga hari ini.

Kemudian saya berpikir, jika Tuhan ingin firman-Nya atau Kitab-Nya diketahui oleh umat manusia, maka tidak seharusnya Dia membiarkan Firman-Nya atau Kitab-Nya tersebut hilang begitu saja tanpa diketahui rimbanya. Seharusnya kitab tersebut masih tetap terpelihara atau masih dapat terlihat jejak-jejaknya hingga akhir zaman. Walaupun kitab tersebut mungkin tidak harus 100% dalam bentuk aslinya (baik dari bahasanya maupun susunannya), namun setidaknya jejak-jejak dan pokok-pokok ajaran-Nya dalam Injil yang asli masih terpelihara hingga hari ini dan termuat dalam suatu kitab tertentu.

Nah, kitab apakah yang saya maksud? Setelah saya merenung selama beberapa lama, sepertinya saya sampai pada kesimpulan bahwa, jika seandainya pada saat ini hanya ada satu kitab Injil yang paling mendekati ajaran Injil yang asli, maka saya menduga kuat bahwa kitab itu adalah Injil Lukas, atau Injil ketiga dalam Perjanjian Baru. Mengapa saya menjagokan Injil Lukas, bukan injil lainnya? Ada beberapa alasan.

1. Dalam foreword pada buku Q Thomas Gospel, James M. Robinson menyatakan bahwa Injil berasal dari kata gospel yang berasal dari kata kerja evangelize, yang mana dari kata tsb kata benda gospel berasal, yang sebenarnya ada di dalam Q 7:22 (atau Lukas 7:22), dan kepada orang miskin disampaikan kabar baik (injil). Nah, kapan dan dimanakah kabar baik atau Injil disampaikan? Kabar baik tersebut hanya tercatat dalam dua injil saja, yakni Injil Matius dan Injil Lukas. Namun, karena beberapa alasan berikut ini, maka saya cenderung untuk memilih Injil Lukas ketimbang Injil Matius.

2. Ketika para sarjana (scholars) mencoba untuk merekonstruksi Injil Q maka format yang biasanya digunakan oleh para scholars adalah Injil Lukas, bukan Injil Matius. Ini karena menurut scholars, Lukas lebih faithful atau lebih terpercaya dalam menulis injilnya ketimbang Matius (dalam artian Lukas cenderung tidak banyak menambah-nambahi bumbu dalam injilnya ketimbang penulis lain).

3. Dalam bukunya The Hebrew Gospel and The Development of the Synoptic TraditionJames R. Edwards menyimpulkan bahwa Injil Lukas adalah injil PB yang paling mendekati Injil Ibrani, karena cukup banyak terdapat jejak kata/frase dari bahasa Ibrani dalam Injil Lukas.

4. Lukas secara berterus terang telah mengakui bahwa beliau menulis Injilnya berdasarkan sumber lain yang telah diverifikasi kebenarannya. Pernyataan ini membuat saya percaya dengan keilmuan dan kejujuran dari seorang Lukas.

5. Dalam Injil ada tertulis, "Kerajaan ini akan diambil darimu (diambil dari bangsa Israel) dan diserahkan kepada bangsa lain yang akan menghasilkan buah kerajaan itu". Walaupun hal ini dapat ditafsirkan bangsa lain tsb adalah bangsa Arab dan buah kerajaan tsb adalah Quran, namun bisa juga diartikan bahwa bangsa lain tsb adalah bangsa Yunani sedangkan buah tsb adalah Injil. Ini karena Injil ditulis dalam bahasa Yunani (Koine Greek), sedangkan Lukas adalah penulis Injil yang paling fasih berbahasa Yunani. Sehingga nubuat tsb mungkin saja berarti bahwa Tuhan menurunkan Firman-Nya atau Kitab-Nya dalam bahasa lain selain bahasa Ibrani, yaitu dalam bahasa Koine Greek. Dan hal ini sudah didahului oleh penerjemahan Al Kitab Perjanjian Lama ke dalam bahasa Yunani, yakni kitab Septuagint (LXX). Jadi, bisa jadi Tuhan memang sudah menyiapkan skenario untuk menurunkan Kitab-Nya di dalam bahasa lain selain bahasa Ibrani. Dan Injil Lukas adalah Injil yang banyak mengutip dari Septuagint (Contoh Lukas 4:18-19).

6. Lukas adalah satu-satunya penulis Injil yang secara terang-terangan mengecam orang kaya (Luk 6:24, the parable of Rich Fool, Orang Kaya dan Lazarus, dll) . Hal ini sedikit banyak mengingatkan saya pada ajaran yang terkandung dalam sebagian surat pendek Al Quran yang diturunkan di awal-awal masa kenabian Muhammad (seperti misalnya At Takatsur, Al Humazah, Al Aadiyat, Al Lail dlsb). Sehingga seolah-olah ajaran Injil dari Nabi Isa adalah seperti tongkat estafet yang diteruskan kepada Nabi Muhammad di dalam Al Quran. Dan ajaran Injil itulah yang paling nampak terlihat dalam Injil Lukas, bukan injil lainnya.

7.  Injil Thomas (Nag Hammadi), yang sering dianggap sebagai injil kelima oleh sebagian scholars, punya beberapa pasal yang hanya ada di Injil Lukas. Misalnya perikop tentang orang kaya yang bodoh.

8. Lukas adalah satu-satunya penulis Injil yang mengisahkan tentang Zakharia dan kelahiran Yohanes Pembaptis. Hal ini serupa dengan Al Quran yang sebelum bercerita tentang Maryam, pasti menceritakan tentang Nabi Zakharia dan kelahiran Nabi Yahya (QS Al Imran dan Maryam). Kemudian, ada satu informasi kecil namun penting dalam Injil Lukas, yakni fakta bahwa Elizabeth adalah saudara sepupu dari Maria (Maryam), dan Elizabeth adalah keturunan Harun yang berasal dari suku Lewi. Informasi kecil ini mungkin menjelaskan kenapa di dalam Al Quran surah Maryam, Maryam disebut sebagai "ukhta Harun" atau keturunan Harun (suku Harun). Jika benar demikian, maka informasi ini sangat-sangat penting karena informasi ini menyatakan bahwa Yesus bukan berasal dari suku Yehuda (anak Daud), melainkan dari suku Lewi (anak Harun). Ini bisa menjelaskan kenapa Daud menyebut Yesus sebagai tuannya, bukan sebagai anaknya.

9. Setahu saya, Injil Lukas adalah Injil yang relatif bebas dari kesalahan, tidak seperti injil lain yang mengandung kesalahan (Matius 13:31-32 dan Markus 4:31), salah kutip ayat/nama (Matius 23:35 cf Taw 24:20-21, Mat 27:9, dan Markus 2:26 cf 1Sam 21:1-6), cucoklogi (Matius 1:23, 2:15, 2:18), serta tidak mengandung doktrin yang berbahaya sebagaimana halnya Injil Yohanes.

Therefore, as a muslim, I recommend my fellow muslims to read the Gospel of Luke. Hopefully, you will find many valuable lessons in it.

Allah knows best.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Beatitudes: The Core of the Gospel

After years of studying the Bible, including the synoptic gospels, Thomas Gospel, Q Gospel, Marcion Gospel, etc, I came to conclusions as follows: 1. Prophet Jesus was sent to the People of Israel (the people of the book), hence the Gospel was given to the people of Israel, and was originally written in Hebrew language. Jerome called it as  matthaei authenticum . 2. However, since the majority of the people of Israel rejected him (and the gospel), therefore the gospel was transferred to another nation(s) or the gentiles, and written in other language, that is Koine Greek (cf: Gospel of Thomas Logia# 109 , Gospel of Matthew 21:43; and also Quran Sura Fathir (35) verse 32 [note: please read Tafsir Tabari about this verse Quran 35:32]) 3. The original gospel that was written in Hebrew didn't survive. The gospels available today are the one that were written in Greek, around a hundred years after Jesus gone. The closest gospel to the original one is either the Gospel of Matthew or the

Believe in the Scripture Before the Quran

In the Holy Koran, there is a particular verse that command the believers to believe in the Book before the Quran. " O you who believe, believe in Allah and His Messenger, and the Book which He sent down upon His Messenger, and the Book which He sent down earlier . And whoever disbelieves in Allah, and His Angels, and His Books, and His Messengers, and the Last Day, then he has certainly gone far astray ." (the Quran 4:136) “The Book which He sent down earlier ” or “the Scripture which He sent down before” is in singular form, which means that there is “only” one Book that every believer has to believe in other than the Quran. But which one? There are many books that had been sent down before Muhammad. The Torah, Psalms, and the Gospel, to name a few; not to mention the books that were given to the Prophets like Isaiah, Jeremiah, Ezekiel, Jonah, etc. To identify which book that the Quran talked about in the verse above, we have to look in some other verses: 1. “And befor

Kitab Yang Diwariskan (Fathir 32): ayat yang sering terabaikan

Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri, dan di antara mereka ada yang pertengahan dan di antara mereka ada  (pula)  yang lebih cepat berbuat kebaikan dengan izin Allah. (QS 35:32) Dalam surah Fathir ayat ke 32 Allah menerangkan bahwa Allah telah mewariskan (sebuah) kitab kepada umat manusia yang dipilih oleh-Nya.  Nah, kitab apakah yang dimaksud sebagai kitab yang diwariskan kepada orang-orang pilihan tersebut? Sebagian penafsir menafsirkan bahwa yang dimaksud kitab yang diwariskan tersebut adalah Al Quran, sedangkan kaum yang mewarisi kitab tersebut adalah kaum mukmin. Hanya saja untuk penafsiran tersebut di atas terdapat satu masalah besar: yakni surah Fathir merupakan surat Makkiyah . Artinya, ketika ayat QS 35:32 tsb diturunkan, Al Quran masih belum final, dan masih jauh dari kriteria kitab yang lengkap dan sempurna. Bukankah Islam sempurna dengan turunnya ayat Al