Langsung ke konten utama

Kitab Yang Diwariskan (Fathir 32): ayat yang sering terabaikan

Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri, dan di antara mereka ada yang pertengahan dan di antara mereka ada (pula) yang lebih cepat berbuat kebaikan dengan izin Allah. (QS 35:32)

Dalam surah Fathir ayat ke 32 Allah menerangkan bahwa Allah telah mewariskan (sebuah) kitab kepada umat manusia yang dipilih oleh-Nya. 

Nah, kitab apakah yang dimaksud sebagai kitab yang diwariskan kepada orang-orang pilihan tersebut?

Sebagian penafsir menafsirkan bahwa yang dimaksud kitab yang diwariskan tersebut adalah Al Quran, sedangkan kaum yang mewarisi kitab tersebut adalah kaum mukmin.

Hanya saja untuk penafsiran tersebut di atas terdapat satu masalah besar: yakni surah Fathir merupakan surat Makkiyah. Artinya, ketika ayat QS 35:32 tsb diturunkan, Al Quran masih belum final, dan masih jauh dari kriteria kitab yang lengkap dan sempurna. Bukankah Islam sempurna dengan turunnya ayat Al Maaidah ayat ke-3, dan kitab Al Quran baru dibukukan pada masa pemerintahan Utsman bin Affan? Jadi agak sukar menerima bahwa pada saat ayat Fathir 32 tsb diturunkan di Mekkah, sudah ada orang yang zhalim dan juga sudah ada orang yang bersegera dalam kebaikan, padahal kitab tsb belum sempurna. Dan pada saat itu belum ada generasi assabiqunal awwaluna minal anshar

Namun, ibnu Jarir at Thabari punya pendapat lain. Menurut Thabari, kitab yang diwariskan tersebut adalah kitab-kitab sebelum Al Quran. 

Saya pribadi cenderung setuju dengan pendapat At Thabari, bahwa maksud dari kitab yang diwariskan tersebut bukanlah Al Quran melainkan kitab sebelum Quran. Namun, jika Thabari berpendapat bahwa kitab tsb adalah kitab-kitab sebelum Quran dalam bentuk jamak (plural) termasuk Taurat dan Injil, maka saya berpendapat bahwa kitab tsb dalam bentuk tunggal (singular), yang artinya hanya ada satu kitab tertentu saja yang dimaksud. Ini karena setahu saya kata "kitab" dalam ayat tersebut berbentuk tunggal, yakni kitab, bukan kutub.

Nah, kitab apakah yang dimaksud diwariskan kepada hamba-hamba pilihan tersebut (dalam bentuk tunggal)?

Rasanya tidak mungkin jika yang dimaksud sebagai "kitab yang diwariskan" tersebut adalah kitab Taurat. Alasan pertama, karena di dalam kitab Taurat sendiri maupun di dalam Al Quran dinyatakan bahwa Taurat diwariskan atau diturunkan kepada bani Israel, bukan kepada seluruh umat manusia (ref Ulangan 33:4, As Sajdah 23 dlsb). 

Alasan kedua, sejumlah perintah di dalam Taurat hanya dikhususkan untuk bani Israel, di antaranya adalah perintah untuk menguduskan hari Sabtu, atau larangan memakan unta, udang, ikan lele, dan lain sebagainya. Dengan kata lain, kitab Taurat bukanlah kitab universal yang diturunkan untuk seluruh umat manusia. Jadi sepertinya tidak mungkin bahwa kitab Taurat-lah yang dimaksud sebagai kitab yang diwariskan kepada kita umat Islam.

Alasan ketiga, walaupun secara bahasa, kitab Taurat memang benar "diwariskan" kepada bangsa lain dalam artian diterjemahkan ke dalam bahasa lain yakni bahasa Yunani (Koine Greek) sejak sekitar 2 abad sebelum masehi, dimana pada saat itu kitab Taurat diterjemahkan oleh 70 ahli dari bangsa Yahudi (LXX) menjadi Pentateuch, namun pada praktiknya tidak ada bangsa lain yang mengaplikasikan kitab Pentateuch atau Septuagint (LXX) secara penuh, termasuk di dalamnya perintah untuk menguduskan hari Sabtu, sunat (circumcision), perintah-perintah njlimet terkait pakaian imam, dan lain sebagainya 

Dengan gugurnya kitab Taurat sebagai nominasi kitab yang diwariskan kepada segolongan umat manusia terpilih, maka hanya ada satu kandidat kuat saja sebagai kitab yang diwariskan tersebut, yakni kitab Injil.

Saya percaya bahwa kitab Injil adalah yang dimaksud sebagai kitab yang diwariskan kepada hamba-hamba pilihan Tuhan, dengan alasan sebagai berikut:

1. Kitab Injil sedianya diturunkan untuk umat Israel, sebagaimana halnya Nabi Isa pada awalnya diutus hanya untuk bani Israel (ref Mat 15:24, Mat 10: 5-6, Mat 6:32, dan Kisah 11:19). Sehingga, Injil yang asli pada awalnya ditulis dalam bahasa Ibrani, oleh salah seorang murid Nabi Isa yang bernama Matius (Matthaei authenticum). Namun, kemudian ternyata respon mayoritas umat Israel kepada Nabi Isa dan Injil pada masa tsb tidak terlalu baik. Sehingga kemudian kitab Injil berbahasa Ibrani yang ditulis oleh Matius tersebut kemudian dialihkan atau diterjemahkan kepada bangsa lain (bangsa gentiles), atau lebih khusus lagi kepada bangsa Yunani (ref Kis 11:20). Sehingga kemudian tercatat dalam sejarah bahwa Injil ditulis dalam bahasa Yunani (Koine Greek). Injil mana yang saya maksud? Injil yang saya maksud adalah Injil Sinoptik (synoptic gospels) pada umumnya, namun pada khususnya Injil Lukas (Gospel according to Luke). Perikop yang relevan tentang pemindahan warisan berupa firman Tuhan tsb antara lain Perikop Perumpamaan tentang Penggarap-Penggarap Kebun Anggur (Matius 21:33-46, Markus 12:1-12, dan Lukas 20:9-19) khususnya Matius 21:43, Perumpamaan tentang Orang-Orang yang Berdalih (Lukas 14:15-24 dan Matius 22:1-10), dan juga Injil Thomas Logion #109.

2. Ayat Fathir 32 yang menyatakan bahwa sikap hamba-hamba pilihan ketika menerima kitab tersebut terbagi menjadi tiga golongan, yakni golongan yang zhalim, golongan pertengahan, dan golongan yang bersegera di dalam kebaikan, mengingatkan saya kepada perumpamaan tentang seorang penabur yang ada di dalam Injil Sinoptik. Namun bedanya, jika di dalam QS 35:32, sikap manusia terbagi menjadi 3 golongan, sedangkan di dalam Injil Sinoptik sikap manusia terbagi menjadi 4 golongan. (ref: Injil Lukas 8:4-15, Markus 4:1-20, dan Matius 13:1-23).

3. Kitab Injil setahu saya adalah satu-satunya kitab selain Al Quran yang ditujukan untuk seluruh umat manusia (ref: Markus 13:10, 16:15, Mat 24:14, 28:19, Lukas 13:28-30). Berbeda dengan kitab Taurat yang ditujukan khusus untuk bani Israel. 

4. Tidak ada satupun perintah/instruksi dalam kitab Injil yang bertentangan dengan Al Quran. Dengan demikian seorang mukmin bisa menegakkan kedua ajaran kitab tsb (Injil dan Quran) tanpa ada kontradiksi di antara keduanya. Hal ini berbeda dengan kitab Taurat, misalnya, yang mengharamkan unta, sementara Al Quran menghalalkan unta. Hal ini penting karena saya percaya bahwa mengimani kitab sebelum Quran tidak hanya sekedar percaya bahwa kitab tsb pernah ada dan benar-benar diturunkan dari Tuhan, namun kita juga harus mengaplikasikannya di dalam hidup kita serta menegakkan ajaran yang terkandung di dalamnya, sepanjang tidak bertentangan dengan Quran (ref Tafsir Qurthubi cetakan Pustaka Azzam jilid 1 halaman 439 tentang Al Baqarah ayat 4).

5. Di dalam Tafsir Qurthubi ketika membahas ayat Al Imran ayat 3-4, beliau menyebutkan suatu riwayat yang menyatakan bahwa kelak di akhir zaman, akan terdapat suatu umat yang menghafal Injil di dalam dada mereka. Nabi Musa berharap bahwa umat yang dimaksud adalah umat beliau, namun ternyata umat yang dimaksud adalah umat akhir zaman (Nabi Muhammad). 

6. Di dalam Quran dinyatakan bahwa tidak ada seorangpun Ahli Kitab kecuali akan beriman kepada Nabi Isa, dan Tuhan akan menjadikan para pengikut Nabi Isa di atas orang-orang kafir hingga hari kiamat. Hal ini mengindikasikan bahwa Nabi Isa akan turun kembali ke muka bumi (the second coming). Hal ini juga diperkuat oleh suatu hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah: "Bagaimana keadaan kalian jika putra Maria turun di antara kalian dan menjadi imam bagi kalian (wa ammakum)?" Untuk menyambut kedatangan Nabi Isa, maka alangkah baiknya jika kita mempelajari kitab yang diturunkan kepada Nabi Isa, yakni kitab Injil (sinoptik).

7. Terdapat suatu kalimat syahadat di dalam hadits bahwa, barangsiapa bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah, dan bahwasanya Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya, dan bahwa Isa putra Maria adalah hamba Allah, utusannya, Kalimat-Nya yang disampaikan kepada Maria, dan ruh dari-Nya, maka dia berhak masuk surga dari pintu mana saja yang dikehendakinya. Hadits tsb mengisyaratkan bahwa kesaksian kepada Muhammad tidak bisa dipisahkan dengan kesaksian kepada Yesus, dan kita tidak membeda-bedakan antara kedua nabi tersebut, termasuk kepada kitab yang diturunkan kepada kedua nabi tersebut, yaitu Injil dan Quran. Injil dan Quran, yaitu dua kitab suci yang diingkari oleh orang-orang Yahudi, sepertinya merupakan dua kitab yang dimaksud di dalam QS Al Qashash 49. Nampaknya tidak ada lagi kitab yang lebih dapat memberikan petunjuk kepada umat manusia selain daripada kedua kitab tsb (Injil dan Quran). wa Allahu a'lam. 

8. Injil dan Quran dapat dikatakan saling mendukung atau saling menguatkan. Contohnya di dalam Injil Lukas terdapat kecaman terhadap orang-orang kaya yang hanya mengejar dunianya sendiri tapi tidak perduli kepada orang miskin atau orang kelaparan di sekitarnya, mengingatkan saya kepada sejumlah ayat dalam surat-surat pendek Al Quran yang diturunkan di awal-awal kenabian, seperti At Takatsur, Al Ma'un, Al Humazah, Al Fajr, Al Aadiyat, dan masih banyak lagi 

Jadi, sungguh aneh jika kita yang mengaku sebagai orang beriman yang menyatakan bahwa kita beriman kepada kitab-kitab sebelum Quran, namun kita tidak tahu apa-apa mengenai kitab terakhir yang diturunkan sebelum Quran, yakni Injil. Sungguh aneh rasanya jika kita menyatakan bahwa kita tidak membeda-bedakan antara rasul yang satu dengan rasul yang lain, atau antara nabi yang satu dengan nabi yang lain, namun kita jelas-jelas membedakan perlakuan kita terhadap Nabi Muhammad dengan nabi-nabi lainnya, khususnya Nabi Isa. Sungguh aneh jika kita tahu segala perkataan Nabi Muhammad dari hadits-hadist (yang baru ditulis sekitar 200 tahun setelah Nabi wafat), namun kita mengingkari perkataan-perkataan Nabi Isa yang terekam di dalam Injil Sinoptik yang ditulis sekitar 40~70 tahun setelah Nabi Isa tiada.

Akhir kata, marilah kita membaca kitab Injil Sinoptik, khususnya Injil Lukas, agar kelak di kemudian jika misalnya seandainya Nabi Isa benar-benar turun ke bumi lagi, maka kita bisa langsung nyambung, tune-in, dan se-frekuensi dengan Nabi Isa, insya Allah.

Wa Allahu a'lam

Komentar

  1. Kutipan dari Tafsir Qurthubi terbitan pustakaazzam jilid 1 halaman 439:

    Ada satu masalah: Jika seseorang bertanya, "Bagaimana mungkin mengimani seluruh kitab yang hukum-hukumnya berbeda-beda?"

    Ada dua jawaban untuk pertanyaan ini. Pertama, mengimani atau mempercayai bahwa seluruh kitab itu turun dari sisi Allah 'azza wa jalla. Ini adalah pendapat yang menyatakan bahwa melaksanakan syariat-syariat terdahulu tidak bernilai ibadah. Kedua, mengimani atau mempercayai apa yang tidak di-nasakh (dihapus) dari isi kitab-kitab ini. Ini adalah pendapat orang yang mewajibkan menetapi syariat-syariat terdahulu.

    Saya cenderung setuju dengan pendapat kedua.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Beatitudes: The Core of the Gospel

After years of studying the Bible, including the synoptic gospels, Thomas Gospel, Q Gospel, Marcion Gospel, etc, I came to conclusions as follows: 1. Prophet Jesus was sent to the People of Israel (the people of the book), hence the Gospel was given to the people of Israel, and was originally written in Hebrew language. Jerome called it as  matthaei authenticum . 2. However, since the majority of the people of Israel rejected him (and the gospel), therefore the gospel was transferred to another nation(s) or the gentiles, and written in other language, that is Koine Greek (cf: Gospel of Thomas Logia# 109 , Gospel of Matthew 21:43; and also Quran Sura Fathir (35) verse 32 [note: please read Tafsir Tabari about this verse Quran 35:32]) 3. The original gospel that was written in Hebrew didn't survive. The gospels available today are the one that were written in Greek, around a hundred years after Jesus gone. The closest gospel to the original one is either the Gospel of Matthew or the

Believe in the Scripture Before the Quran

In the Holy Koran, there is a particular verse that command the believers to believe in the Book before the Quran. " O you who believe, believe in Allah and His Messenger, and the Book which He sent down upon His Messenger, and the Book which He sent down earlier . And whoever disbelieves in Allah, and His Angels, and His Books, and His Messengers, and the Last Day, then he has certainly gone far astray ." (the Quran 4:136) “The Book which He sent down earlier ” or “the Scripture which He sent down before” is in singular form, which means that there is “only” one Book that every believer has to believe in other than the Quran. But which one? There are many books that had been sent down before Muhammad. The Torah, Psalms, and the Gospel, to name a few; not to mention the books that were given to the Prophets like Isaiah, Jeremiah, Ezekiel, Jonah, etc. To identify which book that the Quran talked about in the verse above, we have to look in some other verses: 1. “And befor