Langsung ke konten utama

Mengenang Kembali Kejayaan Tetradrachm


Sekitar 2500 tahun yang lalu, koin perak mulai digunakan orang dalam transaksi perdagangan. Sebelum manusia mencetak koin perak (dan/atau emas), orang-orang berbelanja dengan cara barter atau dengan menggunakan potongan-potongan perhiasan perak dan/atau emas yang tidak ada standarnya. Untuk menyeragamkan potongan perak (dan/atau emas) tsb lah kemudian orang mulai mencetak koin perak agar lebih mudah dalam melakukan transaksi perdagangan.
Pada abad ke-5 SM sampai dengan masa-masa setelah masa Alexander the Great (zaman Helenistik), tetradrachm merupakan koin perak paling populer di dunia. Salah satu koin perak terpopuler tersebut adalah koin Owl Tetradrachm dari Athena memiliki desain berupa gambar seekor burung hantu, sehingga kini koin ini dikenal dengan nama Athens Owl. Koin perak Athens Tetradrachm ini memiliki berat 17 gram dengan diameter sekitar 23 mm. Jika koin Tetradrachm ini dibandingkan dengan koin perak modern ½ oz yang memiliki berat 15 gram dengan diameter 33 cm, maka koin Tetradrachm memiliki diameter lebih kecil namun dengan ketebalan koin yang lebih tebal. Ketebalan koin sangat diperlukan pada koin perak di masa lalu, karena hampir seluruh koin perak di masa lalu merupakan koin dengan tipe gambar High Relief atau gambar yang menonjol ke luar. Sehingga koin perak yang tebal merupakan suatu keharusan. Tradisi dari koin Athens Tetradrachm kemudian dilanjutkan dengan koin perak Alexander the Great maupun para penguasa setelahnya. Walaupun koin perak pada masa Alexander yang Agung dan para jenderal setelahnya tidak lagi menggunakan burung hantu sebagai desainnya, namun dimensi koin perak tetradrachm tetap tidak berubah, yaitu dengan berat sekitar 17 gram dan dengan diameter sekitar 23~25mm. Jika dibandingkan dengan koin perak modern seperti American Silver Eagle ataupun Canadian Maple Leaf, maka tentunya diameter dari Tetradrachm ini sangat kecil. Bahkan jika dibandingkan dengan koin perak modern berukuran ½ oz pun, diameter koin tetradrtachm ini relatif kecil (25mm vs 33mm), walaupun koin perak Tetradrachm ini memiliki bobot lebih berat jika dibandingkan koin perak ½ oz (17 gram vs 15,5 gram)

Nah, pada tahun 2010, Perth Mint, salah satu pencetak koin perak dan emas paling terkenal di dunia membuat sejarah baru dengan menerbitkan koin perak High Relief perdananya, yaitu koin perak yang dibuat untuk negeri Tuvalu. Koin perak High Relief ini memiliki diameter yang terbilang kecil untuk koin perak modern seberat 1 oz, yakni dengan diameter sekitar 32 mm saja, namun dengan ketebalan koin yang cukup tebal yaitu sekitar 6 mm (sebagai perbandingan koin perak 1 oz standar memiliki ketebalan sekitar 3 mm). Artinya, koin perak High Relief buatan Perth Mint dua kali lebih tebal jika dibandingkan dengan koin perak standar. 


Keterangan Foto: Koin Perak 1 oz Pheidippides High Relief tahun 2010 (tengah) dibandingkan dengan koin perak 1 oz Silver Owl Athena Niue dan 1/2 oz 2015 Silver Lunar Goat dari Perth Mint yang berdiameter lebih lebar.

Sejak itulah Perth Mint rajin mengeluarkan koin perak High Relief. Di tahun 2011 misalnya Perth Mint mencetak koin perak High Relief edisi Kangaroo. Kemudian di tahun 2012, Perth Mint mulai mencetak koin tebal high relief edisi Kookaburra, Koala, dan Lunar di samping edisi Kangguru. Sehingga di tahun 2012 tsb setidaknya terdapat 4 edisi koin tebal high relief dari Perth Mint, yaitu Kangaroo, Kookaburra, Koala, dan Lunar (versi Dragon). Koin-koin perak high relief tsb kemudian dicetak secara rutin setiap tahunnya walaupun dalam jumlah yang sangat terbatas, yang biasanya tidak sampai 10.000 buah. Namun mungkin karena diameternya yang dianggap terlalu kecil, sepertinya koin perak High Relief buatan Perth Mint ini tidak begitu laris di pasaran. Buktinya, saya bisa mendapatkan koin ini di e-bay dengan harga yang masih masuk akal.

Walaupun banyak orang menganggap bahwa dimensi dari koin 1 oz  High Relief dari Perth Mint ini terlalu kecil, saya justru sangat menyukai dimensi koin High Relief dari Perth Mint karena menurut saya koin perak high relief dari Perth Mint inilah satu-satunya koin perak yang paling mendekati dimensi dari koin perak Yunani kuno seperti tetradrachm dan juga Decadrachm. Perth Mint bukanlah satu-satunya percetakan yang mencetak koin perak High Relief. Selain Perth Mint, setahu saya koin perak Somalian Elephant juga tersedia dalam bentuk high relief. Namun, diameter dari koin perak High Relief Somalian Elephant lebih besar dari pada koin perak high relief bikinan Perth Mint. Ini membuat dimensi dari koin high relief Somalian Elephant tidak begitu mirip dengan koin perak zaman Yunani kuno. Selain itu, koin perak Somalian Elephant cukup rentan terserang milk spot membuat saya malas untuk mengoleksi koin perak Somalian Elephant ini. Beda dengan koin perak bikinan Perth Mint yang sudah teruji selama puluhan tahun.

Diameter koin perak high relief yang kecil, selain membuat koin ini mirip dengan koin perak pada zaman Yunani kuno, juga menurut saya membuat koin perak ini lebih sulit untuk dipalsukan. Perak, menurut apa yang saya baca, merupakan suatu logam yang memiliki kerapatan atau massa jenis yang unik. Artinya tidak ada satu pun logam di dunia yang memiliki massa jenis (atau kerapatan) sama persis dengan perak. Logam yang memiliki massa jenis agak mendekati perak adalah tembaga dan juga lead (timbal?). Namun, keduanya tidak sama persis dengan perak. Berbeda dengan emas yang memiliki “kembaran” dalam hal kerapatan atau massa jenis, yaitu tungsten. Artinya, jika orang ingin membuat emas palsu, dia bisa menggunakan logam tungsten yang kemudian disepuh dengan emas beneran, dan membuat emas palsu tersebut sulit dibedakan dari yang asli karena memiliki berat dan juga ukuran (volume) yang sama persis dengan emas yang asli.

Berbeda dengan perak. Karena perak memiliki massa jenis atau kerapatan yang khas maka agak sulit untuk membuat perak yang palsu dengan dimensi yang sama dengan perak yang asli. Orang bisa saja membuat koin perak palsu dari bahan tembaga atau dari besi yang kemudian disepuh dengan perak betulan, dengan ukuran/diameter seperti koin perak yang asli. Namun, ketika ditimbang pasti akan ketahuan bahwa beratnya tidak sama dengan koin perak yang asli. Atau jika ia membuat koin perak palsu dari bahan besio atau tembaga dengan berat tertentu, misalnya 31,1 gram, maka pasti dimensinya akan lebih besar daripada koin perak yang asli. Nah, menurut saya, diameter koin yang semakin kecil ini membuat pemalsuan koin akan semakin sulit, karena untuk merekayasa berat koin palsu sehingga sama ukurannya dengan koin perak yang asli akan semakin sulit, karena penambahan berat atau pengurangan berat sedikit saja akan sangat berpengaruh pada ketebalan koin.
Ilustrasinya seperti ini. Sebuah koin perak standar seperti American Silver Eagle memiliki berat 31,1 gram dengan diameter sebesar 40 mm dan ketebalan koin sekitar 3 mm. Jika seseorang ingin membuat koin ASE palsu dari bahan tembaga atau besi dengan berat 31,1 gram, maka dia harus membuat koin dengan ketebalan lebih dari 3 mm, katakanlah 3,5 mm. Nah, boleh jadi tidak semua manusia bisa membedakan koin setebal 3 mm dengan koin setebal 3,5 mm karena selisihnya sangat kecil.

Tapi jika misalnya koin perak high relief dari Perth Mint memiliki berat 31,1 gram, diameter 32mm dan ketebalan 6mm, maka jika ada orang yang ingin memalsukan koin tersebut dari bahan besi atau tembaga dengan berat yang sama (31,1 gram), maka orang tersebut harus membuat koin dengan berat 7mm atau mungkin juga sampai 8mm. Dan jika koin palsu tsb dibandingkan dengan koin perak yang asli, pasti selisih ketebalan koin akan langsung terlihat antara yang asli dengan yang palsu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Beatitudes: The Core of the Gospel

After years of studying the Bible, including the synoptic gospels, Thomas Gospel, Q Gospel, Marcion Gospel, etc, I came to conclusions as follows: 1. Prophet Jesus was sent to the People of Israel (the people of the book), hence the Gospel was given to the people of Israel, and was originally written in Hebrew language. Jerome called it as  matthaei authenticum . 2. However, since the majority of the people of Israel rejected him (and the gospel), therefore the gospel was transferred to another nation(s) or the gentiles, and written in other language, that is Koine Greek (cf: Gospel of Thomas Logia# 109 , Gospel of Matthew 21:43; and also Quran Sura Fathir (35) verse 32 [note: please read Tafsir Tabari about this verse Quran 35:32]) 3. The original gospel that was written in Hebrew didn't survive. The gospels available today are the one that were written in Greek, around a hundred years after Jesus gone. The closest gospel to the original one is either the Gospel of Matthew or the

Kitab Yang Diwariskan (Fathir 32): ayat yang sering terabaikan

Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri, dan di antara mereka ada yang pertengahan dan di antara mereka ada  (pula)  yang lebih cepat berbuat kebaikan dengan izin Allah. (QS 35:32) Dalam surah Fathir ayat ke 32 Allah menerangkan bahwa Allah telah mewariskan (sebuah) kitab kepada umat manusia yang dipilih oleh-Nya.  Nah, kitab apakah yang dimaksud sebagai kitab yang diwariskan kepada orang-orang pilihan tersebut? Sebagian penafsir menafsirkan bahwa yang dimaksud kitab yang diwariskan tersebut adalah Al Quran, sedangkan kaum yang mewarisi kitab tersebut adalah kaum mukmin. Hanya saja untuk penafsiran tersebut di atas terdapat satu masalah besar: yakni surah Fathir merupakan surat Makkiyah . Artinya, ketika ayat QS 35:32 tsb diturunkan, Al Quran masih belum final, dan masih jauh dari kriteria kitab yang lengkap dan sempurna. Bukankah Islam sempurna dengan turunnya ayat Al

Believe in the Scripture Before the Quran

In the Holy Koran, there is a particular verse that command the believers to believe in the Book before the Quran. " O you who believe, believe in Allah and His Messenger, and the Book which He sent down upon His Messenger, and the Book which He sent down earlier . And whoever disbelieves in Allah, and His Angels, and His Books, and His Messengers, and the Last Day, then he has certainly gone far astray ." (the Quran 4:136) “The Book which He sent down earlier ” or “the Scripture which He sent down before” is in singular form, which means that there is “only” one Book that every believer has to believe in other than the Quran. But which one? There are many books that had been sent down before Muhammad. The Torah, Psalms, and the Gospel, to name a few; not to mention the books that were given to the Prophets like Isaiah, Jeremiah, Ezekiel, Jonah, etc. To identify which book that the Quran talked about in the verse above, we have to look in some other verses: 1. “And befor