Langsung ke konten utama

Quran Only versus Quran Plus Plus

Mainstream muslim sejak dulu percaya bahwa umat harus berpegang tidak hanya kepada Al Quran yang diturunkan langsung kepada Nabi Muhammad melalui Malaikat Jibril, namun juga kepada Sunnah Rasulullah, dimana sunnah-sunnah Nabi tersebut dapat ditemukan di dalam kitab-kitab hadits (Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, An Nasa'i, Ibnu Majah, Imam Ahmad, dll)

Namun, di akhir abad yang lalu (abad 20) terdapat suatu faham yang hanya mau beriman kepada Al Quran saja, dan mereka mengingkari sunnah Rasul yang terdapat di dalam kitab-kitab hadits. Mereka berargumen dari ayat Al Quran sendiri yang antara lain bahwa Al Quran itu adalah kitab yang jelas, kitab yang terperinci, dll sehingga Al Quran tidak membutuhkan kitab hadits atau kitab lainnya untuk menginterpretasikannya atau menafsirkannya. Salah satu pelopor dari faham "Quran Only" ini adalah Rashad Khalifa yang terkenal dengan penemuannya mengenai fenomena angka 19 di dalam Al Quran.

Beberapa belas tahun yang lalu, penulis sangat tertarik dengan ajaran "Quran Only" ini karena banyak argumen dari faham ini yang sepertinya sangat beralasan dan masuk akal. Oleh karena itu, penulis sering membaca-baca artikel dari faham ini, khususnya dari www.submission.org

Namun, seiring berjalannya waktu, penulis merasa bahwa ada beberapa poin dari aliran Quran Only ini yang tidak sreg bagi penulis. Diantaranya mengenai ketidakjelasan penerapan ayat Al Quran (seperti QS 5:38) serta status kehalalan beberapa jenis binatang seperti binatang buas, serta burung yang bercakar seperti burung elang dan burung gagak. Sudah beberapa kali penulis berdiskusi dengan penganut aliran Quran Only ini mengenai hal di atas, namun sampai dengan saat ini penulis belum mendapatkan penjelasan yang memuaskan dari mereka. Akhirnya penulis menyimpulkan bahwa walaupun dalam banyak hal argumen mereka sangat masuk akal, namun dalam beberapa hal yang lain, alasan-alasan yang mereka kemukakan tidak memuaskan akal penulis. Dengan kata lain, aliran mereka tidak sepenuhnya benar.

Saya pribadi meyakini bahwa Al Quran saja tidak cukup untuk menjelaskan halal-haramnya sutau makanan. Hal ini seperti disinyalir oleh sabda Nabi sebagai berikut:
Ingatlah sesungguhnya aku telah diberikan Al-Quran dan sesuatu sepertinya (yaitu As-Sunnah) bersamanya. Ingatlah hampir-hampir terjadi seseorang laki-laki kenyang (gemuk perutnya) yang duduk di kursi sofanya. Ia berseru kepada kalian: “Pegangilah Al-Quran ini! Maka yang kalian temukan di dalamnya sebagai perkara halal maka halalkanlah dan yang kalian temukan di dalamnya sebagai perkara haram maka haramkanlah!” (Kemudian Rasulullah  melanjutkan pesan beliau) “Ingatlah bahwa tidak halal bagi kalian daging keledai jinak, tidak halal pula setiap binatang buas yang bertaring ...  (HR Abu Dawud 3988, At Tirmidzi 2588)

Intinya, ada hal-hal tertentu yang diharamkan, atau setidaknya harus dijauhi untuk dimakan, namun ia tidak diterangkan secara jelas di dalam Al Quran.

Mengenai status keharaman binatang buas, hal ini telah cukup jelas diterangkan di dalam Kitab Taurat dan di kitab-kitab hadits. Walaupun saya bukan penggemar fanatik kitab-kitab hadits, namun saya pun juga bukan orang yang menolak hadits secara keseluruhan.

Saya percaya bahwa Al Quran membutuhkan kitab-kitab lain untuk menjelaskannya, dan kitab-kitab lain tersebut antara lain adalah Alkitab dan kitab-kitab hadits.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Beatitudes: The Core of the Gospel

After years of studying the Bible, including the synoptic gospels, Thomas Gospel, Q Gospel, Marcion Gospel, etc, I came to conclusions as follows: 1. Prophet Jesus was sent to the People of Israel (the people of the book), hence the Gospel was given to the people of Israel, and was originally written in Hebrew language. Jerome called it as  matthaei authenticum . 2. However, since the majority of the people of Israel rejected him (and the gospel), therefore the gospel was transferred to another nation(s) or the gentiles, and written in other language, that is Koine Greek (cf: Gospel of Thomas Logia# 109 , Gospel of Matthew 21:43; and also Quran Sura Fathir (35) verse 32 [note: please read Tafsir Tabari about this verse Quran 35:32]) 3. The original gospel that was written in Hebrew didn't survive. The gospels available today are the one that were written in Greek, around a hundred years after Jesus gone. The closest gospel to the original one is either the Gospel of Matthew or the

Believe in the Scripture Before the Quran

In the Holy Koran, there is a particular verse that command the believers to believe in the Book before the Quran. " O you who believe, believe in Allah and His Messenger, and the Book which He sent down upon His Messenger, and the Book which He sent down earlier . And whoever disbelieves in Allah, and His Angels, and His Books, and His Messengers, and the Last Day, then he has certainly gone far astray ." (the Quran 4:136) “The Book which He sent down earlier ” or “the Scripture which He sent down before” is in singular form, which means that there is “only” one Book that every believer has to believe in other than the Quran. But which one? There are many books that had been sent down before Muhammad. The Torah, Psalms, and the Gospel, to name a few; not to mention the books that were given to the Prophets like Isaiah, Jeremiah, Ezekiel, Jonah, etc. To identify which book that the Quran talked about in the verse above, we have to look in some other verses: 1. “And befor

Kitab Yang Diwariskan (Fathir 32): ayat yang sering terabaikan

Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri, dan di antara mereka ada yang pertengahan dan di antara mereka ada  (pula)  yang lebih cepat berbuat kebaikan dengan izin Allah. (QS 35:32) Dalam surah Fathir ayat ke 32 Allah menerangkan bahwa Allah telah mewariskan (sebuah) kitab kepada umat manusia yang dipilih oleh-Nya.  Nah, kitab apakah yang dimaksud sebagai kitab yang diwariskan kepada orang-orang pilihan tersebut? Sebagian penafsir menafsirkan bahwa yang dimaksud kitab yang diwariskan tersebut adalah Al Quran, sedangkan kaum yang mewarisi kitab tersebut adalah kaum mukmin. Hanya saja untuk penafsiran tersebut di atas terdapat satu masalah besar: yakni surah Fathir merupakan surat Makkiyah . Artinya, ketika ayat QS 35:32 tsb diturunkan, Al Quran masih belum final, dan masih jauh dari kriteria kitab yang lengkap dan sempurna. Bukankah Islam sempurna dengan turunnya ayat Al