Langsung ke konten utama

The Ultimate Test for Human Beings

Praise the Lord, all you Gentiles! Praise Him, all people! (Psalm 117:1)

Let everything that has breath praise the LORD. Halleluyah!  (Psalm 150:6)

"Our Lord, You did not create all of this without purpose. Glory be to You" (Quran Sura 3:191)

Dalam menjalani hidup ini, terkadang saya sering merasakan seperti yang Freddie Mercury rasakan ketika dia menyatakan, "sometimes I wish I'd never been born at all."

Saya merasa, dalam hidup ini saya lebih sering merasa kecewa dan susah ketimbang senang dan bahagia.  Terkadang saya bertanya, apa sebenarnya arti dari hidup ini kalau ternyata dalam hidup lebih sering susahnya ketimbang senangnya? Apakah sebagian [besar] manusia memang ditakdirkan untuk menderita (QS 90:4; Kejadian 3:17-19)? Apakah sebagian (besar) manusia memang ditakdirkan untuk merugi (QS 103:2)? Kenapa Tuhan menciptakan saya? Tidakkah lebih baik jika saya tidak pernah diciptakan sama sekali?

Namun, dalam perenungan saya, saya sepertinya mulai memahami, justru itulah ujian pamungkas bagi umat manusia, yakni untuk bersyukur kepada Tuhan atas hidup ini. Hal ini tersebar dalam berbagai ayat-Nya di dalam Kitab Suci, baik Al Quran maupun Al Kitab. Seperti misalnya di dalam Surah Al Insan (QS 76 ayat 2-3), bahwasanya Tuhan menciptakan manusia untuk mengujinya, dan ada manusia yang bersyukur, dan ada juga yang ingkar. Bahkan yang ingkar (kufur nikmat) sepertinya jauh lebih banyak ketimbang yang bersyukur. 

Ujian terberat bagi manusia adalah tetap percaya kepada Tuhan, bahwa walaupun hidup ini berat, penuh perjuangan, banyak kesulitan dan sedikit kebahagiaan, namun hidup manusia ini bukanlah sesuatu yang sia-sia. Sesulit apapun hidup kita, kita harus memahami bahwa hidup adalah anugrah Tuhan kepada kita yang harus kita syukuri. Dan walaupun seandainya kita tidak punya alasan untuk bersyukur, maka kita wajib untuk bersabar. Karena hanya dua itulah sisi mata uang seorang muslim, bersyukur atau bersabar. Tidak ada pilihan lain.

Terkadang, kita sering merasa dikecewakan oleh sesama manusia, karena banyak manusia ini yang suka berbohong, mencuri, suka menghakimi sesamanya, suka membantah, zhalim dan bodoh. Terkadang saya merasa heran, kenapa manusia yang punya banyak kejelekan seperti ini justru diberikan amanat untuk menjadi khalifah di muka bumi oleh Tuhan. Terkadang saya merasa sepemahaman dengan keheranan para Malaikat, kenapa Tuhan menjadikan manusia yang suka memberontak ini sebagai representasi Tuhan di muka bumi. In the end, kita harus ingat bahwa Tuhan mengetahui sesuatu yang tidak kita ketahui. Ujung-ujungnya kembali kepada iman, yakni kita harus percaya kepada Tuhan, bahwa Tuhan itu Baik, Maha Pemurah, Maha Penyayang, Maha Pengampun, serta Maha Adil dan Bijaksana. No questions asked. Itulah iman, kita percaya tanpa bertanya bagaimana (bilaa kaifa)

Pendeknya, ujian pamungkas bagi manusia adalah untuk membuktikan bahwa penciptaan manusia bukanlah tanpa tujuan, dan hidup manusia di muka bumi adalah hidup yang worth living. Life is Worth Living, therefore we should give thanks to God.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Beda Penekanan Ajaran Injil dengan Quran

Setelah bertahun-tahun membaca Al Quran dan Alkitab, saya mendapatkan kesan bahwa ajaran yang terdapat dalam Injil khususnya Double Tradition (Injil Matius dan Lukas) adalah ajaran untuk level advanced , yaitu untuk orang-orang yang tingkat keimananannya sudah sangat tinggi. Sehingga bagi orang awam, sebagian ajaran Injil tersebut sulit untuk diimplementasikan. Berbeda dengan ajaran Al Quran yang lebih "membumi" dan lebih mudah diterapkan. Namun, sebelum saya membahas mengenai beda penekanan antara ajaran Injil dengan Al Quran, sebelumnya saya ingin menyampaikan terlebih dahulu mengenai asal-asul atau dalil yang menjadi basis bagi ajaran The Noahides atau The Seven Laws of Noah , atau Tujuh Hukum Nabi Nuh, atau mungkin lebih tepatnya Tujuh Hukum Nabi Adam. Beberapa rabbi terdahulu merumuskan the Seven Laws of Noah atau mungkin lebih tepatnya the Six Laws of Adam berdasarkan ayat Genesis 2:16, yang berbunyi: And the Lord God commanded the man saying: Of every Tree ....  ...

Believe in the Scripture Before the Quran

In the Holy Koran, there is a particular verse that command the believers to believe in the Book before the Quran. " O you who believe, believe in Allah and His Messenger, and the Book which He sent down upon His Messenger, and the Book which He sent down earlier . And whoever disbelieves in Allah, and His Angels, and His Books, and His Messengers, and the Last Day, then he has certainly gone far astray ." (the Quran 4:136) “The Book which He sent down earlier ” or “the Scripture which He sent down before” is in singular form, which means that there is “only” one Book that every believer has to believe in other than the Quran. But which one? There are many books that had been sent down before Muhammad. The Torah, Psalms, and the Gospel, to name a few; not to mention the books that were given to the Prophets like Isaiah, Jeremiah, Ezekiel, Jonah, etc. To identify which book that the Quran talked about in the verse above, we have to look in some other verses: 1. “And befor...

Makkiyah vs Madaniyah

Sejak beberapa tahun yang lalu saya sudah mengetahui bahwa ayat-ayat Al Quran dikelompokkan menjadi dua, yaitu ayat-ayat Makkiyah dan ayat-ayat Madaniyah. Pembagian itu berdasarkan kapan ayat tsb diturunkan, apakah sebelum peristiwa Hijrah dan diturunkan di Mekkah, atau setelah Hijrah (dan diturunkan di Madinah). Namun, perbedaan antara ayat Makkiyah dan Madaniyah bukan hanya sekedar kapan ayat tsb diturunkan melainkan masing-masing kelompok memiliki ciri khas sendiri. Ayat-ayat Makkiyah misalnya ayatnya pendek-pendek dan ketika menyeru manusia sering diawali dengan "Yaa ayyuhan naas ...". Selain itu konon katanya ayat-ayat Makkiyah memiliki gaya bahasa sastra yang lebih kuat dibandingkan dengan ayat-ayat Madaniyah. Sebaliknya ayat-ayat Madaniyah, ayatnya lebih panjang dan ketika menyeru biasanya diawali dengan "Yaa ayyuhalladzina aamanu ...". Hal ini sudah saya ketahui sejak dulu. Banyak ulama perpendapat bahwa ayat-ayat yang turun belakangan biasanya menghapus aya...